goresan hidup seorang biduan

Selasa, 23 Maret 2010

Susu Nutrisi Penting untuk Tubuh

Meningkatnya jumlah bayi penderita busung lapar hampir di seluruh Indonesia
diakibatkan kekurangan gizi, salah satunya adalah susu. Padahal, susu benar-benar sumber
nutrisi dan kaya gizi. Tapi, sayang terabaikan.
Di mata masyarakat Indonesia, susu awalnya dikenal sebagai minuman eksklusif, yang secara
tidak langsung diperkenalkan oleh Belanda. Susu pada zaman itu relatif hanya dikonsumsi
oleh masyarakat golongan ningrat dan kaya saja. Namun, sejak awal tahun 1950-an, saat
dicetuskan konsep Empat Sehat Lima Sempurna, dengan memasukkan susu sebagai
penyempurna konsumsi gizi yang diperlukan oleh tubuh sehari-hari. Sejak itu kesan eksklusif
itu pun mulai bergeser.
Susu memang merupakan makanan alami yang dapat dijadikan sumber nutrisi sekaligus
pelengkap pola makan sehat seimbang. Pola gizi seimbang inilah yang kini dianggap lebih
ideal untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Piramida makanan di negara maju seperti
Amerika Serikat menempatkan susu dan produk olahannya, seperti keju dan mentega, pada
posisi puncak. Sedangkan posisi teratas pada piramida makanan Indonesia adalah lauk pauk
secara keseluruhan. Dalam pola makan sehat seimbang pun, susu diletakkan di urutan
terakhir sebagai penyempurna.
Hal ini menunjukkan, bahwa susu bagi masyarakat Indonesia belum memiliki status penting,
dan masih jadi barang mahal. Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi susu
mengalami kenaikan hingga 10 persen. Selain soal harga susu, intoleransi laktosa masih
menjadi kekhawatiran sebagian masyarakat, sehingga berpengaruh terhadap rendahnya
konsumsi susu. Padahal, tubuh bayi dan anak-anak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah
cukup, sehingga susu dapat dicerna dengan baik.
Ketika menginjak dewasa, keberadaan enzim laktase makin menurun, sehingga sebagian
orang akan menderita diare bila minum susu. Itulah yang disebut intoleransi laktosa. Namun,
suatu penelitian di AS membuktikan, bahwa mengkonsumsi susu satu sampai dua cangkir
pada penderita intoleransi laktosa, tidak mendatangkan masalah.
Tampaknya siapa pun perlu memperkenalkan susu kepada tubuhnya sesering mungkin sejak
usia dini, sehingga akan semakin terlatih menerima laktosa. Pembiasaan minum susu secara
terus-menerus mungkin bermanfaat, agar tubuh tidak memberikan respons negatif terhadap
kehadiran laktosa. Selain lemak, protein, air, dan mineral, unsur utama susu adalah laktosa.
Komposisi ini tergantung pada jenis ternak, jumlah dan komposisi pangannya, iklim (musim),
suhu, waktu laktasi, prosedur pemerahan, umur, serta kondisi kesehatan ternak.
Cairan putih ini merupakan sumber kalsium dan fosfor yang sangat penting untuk
pembentukan tulang. Itulah sebabnya sumber nutrisi dari susu tidak hanya baik bagi
terpeliharanya kebugaran tubuh, tapi juga kesehatan tulang.
Tulang manusia mengalami turning over, yaitu peluruhan dan pembentukan secara
berkesinambungan. Pada saat usia muda, pembentukan tulang berlangsung lebih intensif
dibandingkan resorpsinya. Sementara pada usia tua, resorpsi berlangsung lebih cepat
dibandingkan formasinya. Itulah sebabnya pada usia tua terjadi proses yang disebut gradual
lose of bone (proses kehilangan massa tulang), yang nantinya dapat berlanjut ke keadaan
keropos tulang (osteoporosis).
Demi mencegah keropos tulang, dibutuhkan keteraturan konsumsi susu sejak dini hingga usia
lanjut (lansia). Konsumsi itu juga mesti sesuai dengan kebutuhan tubuh. Mengingat susu
masih jadi barang mahal, ada saja orang yang bisa teratur mengonsumsi, tapi dalam jumlah
yang kurang. Supaya seluruh rumah kebagian, konsentrasi air dibuat jauh lebih banyak,
sehingga susu encerlah yang tersedia.
Angka kecukupan gizi kalsium adalah 800-1.200 mg per orang per hari. Ini setara dengan tiga
sampai empat gelas susu. Di AS, yang masyarakatnya sangat banyak minum susu, ternyata
tidak bisa juga memenuhi angka kecukupan itu. Kontribusi dairy products (produk olahan
susu) terhadap kecukupan kalsium adalah 400 mg atau sekitar 35-50 persen (di AS).
Di Indonesia, sumbangan susu terhadap kecukupan kalsium cuma 20 mg karena kalau dirata-
rata kita hanya minum susu 15 tetes sehari. Cukup mengkuatirkan, karena dengan kondisi
seperti ini bukang tidak mungkin bila risiko osteoporosis akan semakin besar bila disertai
perilaku makan dan gaya hidup tidak sehat.
Mereka yang sering minum kopi, mengonsumsi gula dan garam tinggi, akan menyebabkan
kalsium tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pembentukan tulang. Begitu pula
dengan mereka yang kurang berjemur di matahari pagi. Para perokok berat pun harus lebih
waspada terhadap osteoporosis, demikian pula perempuan yang telah memasuki masa
menopause.
Padahal, peran susu bagi kesehatan tidak hanya menyangkut osteoporosis. Susu juga
bermanfaat untuk optimalisasi produksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang dihasilkan
kelenjar pineal pada malam hari.
Kehadiran melatonin akan membuat kita merasa mengantuk dan kemudian tubuh bisa
beristirahat dengan baik. Susu yang mengandung banyak asam amino triptofan merupakan
salah satu bahan dasar melatonin. Itulah sebabnya minum susu sebelum tidur sangat
dianjurkan, agar tidur kita lebih nyenyak.
Susu juga memiliki kemampuan mengkelat (mengikat) logam berat yang bertebaran akibat
polusi. Dengan demikian, susu bermanfaat untuk meminimalisasi dampak keracunan logam
berat, yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh karena lingkungan yang terpolusi.
Akan sangat baik kalau industri-industri yang melibatkan penggunaan logam berat,
menyediakan susu bagi karyawannya.
Jadi beruntunglah Anda yang telah membiasakan diri minum susu, setidaknya segelas per
hari. Bagi yang belum, segeralah mengonsumsinya di pagi hari dan bermandilah matahari
pagi. Karena, dengan susu dan matahari pagi, tubuh akan menjadi lebih sehat dan kuat.
(to/kmp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar