goresan hidup seorang biduan

Minggu, 21 Maret 2010

Olahraga Binaraga Berbahaya Bagi Penderita Diabetes

Bagi penderita Diabetus Mellitus atau kencing manis, ternyata tidak semua
olahraga bisa mereka lakoni. Olahraga binaraga misalnya, sangat berbahaya bagi diabetisi
karena bisa merusak pembuluh darah kecil.
Anjuran olahraga bagi penderita kencing manis memang harus sangat diperhatikan,
mengingat tidak semua olahraga cocok bagi mereka, meski dari segi fisik, ada beberapa kasus
menunjukkan tidak ada perubahan walau mereka positif mengidap diabetes. Tubuh mereka
tetap bugar dan atletis. Bahkan, tidak jarang melakukan mereka melakukan latihan yang lebih
berat guna membentuk otot-otot di tubuh mereka. Namun, pelatihan yang menguras tenaga,
ternyata mempunyai akibat samping yang cukup serius bagi diabetisi, yakni akan
mengakibatkan peningkatan atas kerusakan bertahap terhadap pembuluh darah kecil.
Laporan yang ditulis di majalah 'Diabetiker Ratgeber', yang diterbitkan di Baierbrunn di dekat
Muenchen, Jerman mengungkapkan bahwa penyakit kencing manis mengakibatkan kerusakan
pada pembuluh darah kecil, sehingga mempengaruhi terutama pembuluh darah yang lebih
kecil atau sangat halus di bagian mata dan ginjal. Sedangkan olahraga binaraga atau latihan
yang kelewat berat itu, mencakup peningkatan yang ekstrem dalam waktu singkat terhadap
tekanan darah, yang dapat mengakibatkan semakin memburuknya kerusakan semacam itu,
menurut seorang ahli seperti dikutip majalah tersebut.
Jadi olahraga apa yang terbaik dan aman bagi diabetisi? Sebenarnya, pada prinsipnya, latihan
jasmani atau olahraga bagi diabetesi tidak berbeda dengan orang sehat. Latihan jasmani
bermanfaat untuk membakar kalori tubuh, sehingga glukosa darah bisa terpakai untuk energi.
Dengan demikian, secara otomatis kadar gula darah pun menurun. Olahraga yang tepat dan
teratur menjadi peluang alami bagi diabetesi untuk menekan risiko komplikasi dan menjalani
kehidupan yang lebih baik.
Berbagai pengalaman menunjukkan bahwa diabetesi yang tidak tergantung pada insulin dapat
menjaga keseimbangan kadar gula darah hanya dengan latihan. Tentu saja olahraga harus
dilakukan secara rutin dengan proporsi yang tepat. Bahkan, di saat menghadiri pesta mereka
bisa menikmati hidangan seperti layaknya orang sehat. Latihan jasmani yang teratur
membuat sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik. Artinya, insulin yang ada dapat
digunakan secara lebih efektif. Itu sebabnya olahraga menjadi penting dalam upaya menjaga
kadar glukosa darah.
Meski demikian, agar proporsi dan jenis latihan selalu diperhatikan untuk mencegah risiko
hipoglikemia (kadar gula menurun drastis). Sedangkan olahraga yang cocok seperti; jalan
cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, bersepeda, tenis, tenis meja, dan golf. Proporsi
latihan yang efektif dan aman bagi diabetesi menganut prinsip Continuous, Rhythmic,
Interval, Progressive, Endurance (CRIPE). Continuous artinya latihan harus berkesinambungan
dan dilakukan terus-menerus atau tanpa henti. Bila memilih joging 30 menit, para diabetesi
harus melakukannya selama 30 menit tanpa istirahat.
Rhythmic artinya latihan yang berirama, sehingga otot-otot akan berkontraksi dan berileksasi
secara teratur. Jalan kaki, joging, berlari, berenang, dan bersepeda memiliki irama yang baik.
Sebaliknya, olahraga golf, tenis, atau bulutangkis tidak memenuhi syarat ini karena banyak
berhenti. Namun, jenis olahraga tersebut tetap bermanfaat untuk dilakukan sebagai selingan.
Interval artinya latihan dilakukan selang-seling antara gerakan cepat dan lambat. Contohnya,
jalan cepat diselingi jalan lambat, joging diselingi jalan, dan lainnya. Progressive artinya
latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas ringan, sedang, hingga
mencapai 30-60 menit.
Endurance adalah latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan
pernapasan. Jalan santai maupun cepat, joging, berenang, dan bersepeda merupakan contoh
yang baik untuk melatih daya tahan. Latihan tersebut minimal dilakukan 3 hari seminggu. Dua
hari lainnya dapat digunakan untuk olahraga hobi seperti, golf, tenis, dan lainnya. Selain
olahraga tadi, latihan yoga juga cukup efektif untuk membantu menjaga kualitas fisik
diabetesi karena dapat merangsang kerja kelenjar pankreas.
Seperti melakukan latihan jasmani lainnya, yoga juga memerlukan kesabaran dan keteraturan
untuk mendapatkan manfaat maksimal. Yoga merupakan pilihan aman dan cukup efektif bagi
diabetesi untuk mengatur kadar gula darah dan merangsang sel penghasil insulin di kelenjar
pankreas,
Diabetes dikatakan terkendali baik jika gula darah puasa 80-109 mg/dl, dua jam setelah
makan 110-159 mg/dl atau HbA1c 4-5,9 persen. Kadar lemak dikatakan terkontrol baik jika
kolesterol total di bawah 200 mg/dl, LDL di bawah 130, HDL di atas 45, serta trigliserida di
bawah 200 mg/dl.
Terkontrolnya berat badan dan kadar gula darah merupakan ukuran nyata keberhasilan
latihan jasmani. Selain menentukan jenis dan proporsi latihan, diabetesi juga perlu
memperhatikan beberapa hal untuk menekan risiko hipoglikemia dan gangguan lainnya
selama menjalankan latihan. (to/berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar