goresan hidup seorang biduan

Sabtu, 20 Maret 2010

Jangan Abaikan Sakit Kepala

Sakit kepala, terutama saat menunaikan puasa Ramadhan sering diabaikan
dengan alasan karena kadar gula berkurang atau kurang tidur. Tapi, pada kenyataannya bisa
tidak sesederhana itu. Bahkan bisa lebih parah.
Sebagian besar orang pasti pernah mengalami sakit kepala. Gejalanya bisa bermacam-
macam. Ada yang sempoyongan, kepala berdenyut-denyut, berputar, berat, atau terasa
seperti tertindih.
Secara umum, sakit kepala terbagi atas dua bagian, sakit kepala primer tipe tegang dan
migrain, serta sakit kepala sekunder yang disebabkan oleh suatu proses dalam otak karena
tumor, perdarahan, dan lain-lain. Penyebabnya bisa beragam, semisal: kurang gula atau "O2"
obat, kebanyakan nitrat dan monosodium glutamat (MSG), hipertensi, pascacedera kepala,
pascakejang, infeksi selaput otak, dan perdarahan.
Makanan yang bersifat merangsang, entah itu mengandung MSG, tyramin, dopamin, kafein,
atau zat nitrat yang banyak terdapat pada daging sapi olahan, ham, sosis, pada orang yang
peka memang bisa langsung mengganggu fungsi pembuluh darah kepala atau leher. Pasalnya,
beberapa puluh menit setelah makanan masuk ke dalam perut, terjadilah penyempitan
pembuluh darah. Rasa pusing bisa timbul akibat mengembangnya kembali pembuluh tersebut.
Sayang, penyebabnya masih belum diketahui dengn pasti. Namun, banyak peneliti
berpendapat, zat-zat kimia pada pembuluh darah yang diproduksi oleh tubuh menjadi biang
keladinya. Gangguan suplai darah ke otak yang mengakibatkan perubahan ukuran pembuluh
darah mana saja memang dapat menyebabkan pusing atau sakit kepala. Pusing karena
makanan pada umumnya hanya terasa pada satu sisi, entah berdenyut atau berat sebelah.
Kejadian seperti ini ternyata tidak sama dengan alergi terhadap makanan atau zat tertentu.
Kalau pusing karena makanan atau minuman disebabkan oleh pengaruh zat asam amino
terhadap pembuluh darah atau saraf, maka pusing karena alergi terhadap makanan (seperti
telur, udang, dan lain-lain) berhubungan dengan protein yang terkandung di dalamnya.
Sementara, gangguan alergi adalah gangguan pada sistem ketahanan tubuh, bukan pada
pembuluh darah atau saraf. Gejala alergi pada makanan umumnya memunculkan reaksi
seperti sesak napas, gatal, atau pembengkakan kulit, bahkan ada kalanya penderita pingsan.
Sakit kepala sebenarnya merupakan akibat dan rangsangan bangunan di kepala dan leher
yang peka terhadap nyeri, entah itu kulit, otot jaringan penunjang tengkorak, pembuluh
darah, atau bangunan-bangunan yang terdapat dalam rongga tengkorak. Penyebab sakit
kepala selain karena faktor intrakranial, bisa juga karena faktor ekstrakranial séperti
gangguan pada mata, THT, gigi, tulang leher, atau tumor. Bisa pula karena faktor psikis:
banyak pikiran, cemas, atau kurang tidur.
Ragam sakit kepala pun bermacam-macam, namun yang acapkali menjadi bahan pembicaraan
orang adalah migrain, sakit kepala menekan, dan vertigo. Migrain adalah bentuk sakit kepala
yang dimulai pada satu sisi dan menetap, berdenyut disertai mual dan terasa lebih berat pada
posisi membungkuk. Frekuensi serangan bisa setiap minggu, bisa setiap bulan. Bentuk spesifik
didahului penglihatan berkunang-kunang, di tengah bidang pandang muncul bintik-bintik
terang benderang.
Beberapa saat kemudian bintik menjadi sebesar telur menyebar ke samping kiri dan tampak
kabur atau gelap d tengahnya, di kelilingi cahaya terang. Setelah 5 menit, secara perlahan
bayangan memudar. Pada saat itu rasa nyeri pada sebelah kepala mulai datang, berdenyut-
denyut disertai rasa mual. Menurut dokter, hampir semua pusing migrain berhubungan
dengan pembuluh darah kepala dan leher. Pencetusnya bisa karena perubahan hormon saat
masa haid atau saat pemakaian pil KB. Bisa juga karena perubahan temperatur yang
mendadak, psikis, makanan, atau obat yang merangsang.
Obat yang diberikan biasanya bersifat mengerutkan pembuluh yang akan menghilangkan rasa
sakit. Namun, pemberian obat harus hati-hati kalau penderita mengidap tekanan darah tinggi,
angina pectoris (nyeri dada kiri), atau sudah mengalami pengerasan pembuluh darah.
Umumnya, pada saat serangan migrain berakhir, penderita merasa lemas dan nyeri otot, tapi
adakalanya merasa gembira sekali. Pada sakit kepala menekan, gejala umumnya ditandai
dengan kepala terasa ditekan atau terikat, tegang menyeluruh pada kedua sisi kepala seperti
pada dahi, pelipis, daerah belakang kepaa atau leher. Orang yang sering terserang sakit
kepala menekan ini, dianjurkan untuk tidak minum obat penghilang rasa sakit lebih dari 5- 10
kali dalam sebulan.
Sebaiknya gunakan obat sakit kepala yang hanya mempunyai satu bahan aktif seperti asam
asetil salisilat, Penggunaan obat kombinasi malah dikhawatirkan bisa menyebabkan sakit
kepala menjadi kronis. Selain itu, penderita dianjurkan untuk banyak melakukan jalan pagi,
senam, latihan relaksasi.
Bila kepala terasa sakit, mengompres leher bagian belakang dengan handuk hangat dapat
membantu meringankan penderitaan. Penderita juga dianjurkan tidak duduk terlalu lama bila
melakukan perjalanan jauh dengan mobil. Usahakan beristirahat pada selang waktu tertentu.
Mungkin penlu diperiksa apakah alas tidur atau bantal menjadi penyebabnya. Tentu saja
apabila obat dan latihan tersebut tidak mempan, perlu konsultasi dokter agar diteliti lebih
lanjut. Penelitian dengan CT-Scan dapat membantu untuk meneliti penyebab utamanya.
Penderita migrain ataupun sakit kepala menekan, dianjurkan tidak minum minuman
beralkohol, makanan yang diawetkan atau dikeringkan, keju tua, kol asam, makanan beragi
atau mengandung banyak nitrat (pada daging olahan), atau MSG yang gampang merangsang
pembuluh darah. Jenis gangguan kepala lain adalah vertigo yang merupakan suatu ilusi
bergerak atau halusinasi gerakan. Penderita merasakan atau melihat lingkungannya seolah
berputar, padahal sebenarnya tidak. Gerakan yang dirasakan pada umumnya berputar,
walaupun ada kasus yang gerakannya bersifat linier (tubuh seolah didorong atau ditarik
menjauhi bidang vertikal).
Perasaan berputar muncul karena sistem keseimbangan dalam otak terganggu. Yang
mengatur sistem keseimbangan adalah sistem vestibuler, sistem serebelum (otak kecil), dan
sistem korteks (lapisan luar) serebri dan batang otak. Vertigo yang dalam bahasa Yunani
artinya memutar, Sebagian besar disebabkan oleh gangguan sistem vestibuler yang sering
dibarengi gangguan sistem otonom (mual, pucat, keringat dingin, muntah, perubahan denyut
nadi, tekanan darah, dan diare).
Vertigo sebenarnya merupakan gejala suatu penyakit, bisa akibat benturan atau trauma
pascakecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau
terlalu banyak aliran darah ke otak. Sensasi sempoyongan juga dapat dialami seseorang yang
berdiri di ketinggian atau bingung berada di tempat yang ramai dan asing. Yang lebih parah
apabila sakit kepala ini merupakan gejala stroke atau tumor otak. Untuk mengetahui pangkal
penyebabnya perlu dilakukan pemeriksaan secara teliti.
Dikenal juga istilah vertigo posisional, yakni vertigo akan muncul hanya pada sikap atau posisi
kepala tertentu, misalnya miring ke kanan atau kiri dan telinga yang terganggu ditempatkan
di sebelah bawah. Sindrom ini pada umumnya hanya berlangsung beberapa detik atau menit
saja, namun disertai rasa mual.
Ada pendapat yang menyatakan, untuk mengatasi gejala itu penderita seharusnya terus
berusaha mempertahankan sikap atau posisi yang mencetuskannya. Dengan latihan ini, lama
kelamaan intensitas serangan akan mereda. Namun dalam kenyataan, kebanyakan penderita
langsung mencari posisi lain untuk mengalihkan serangan. Tapi, ini tergantung penyebabnya.
Kalau kelainan terletak pada batang otak atau serebelum, tidak akan diperoleh perbaikan
dengan cara di atas.
Yang perlu diwaspadai apabila sakit kepala timbul mendadak dengan rasa sakit tidak
tertahankan. Perlu juga dicurigai sakit kepala yang semakin berat. Juga sakit kepala yang
memburuk bila mengejan atau melakukan kegiatan. Apalagi kalau disertai penurunan
kesadaran, bicara mulai kacau, demam tinggi. Sakit kepala yang begini biasanya pertanda
adanya kelainan daam rongga tengkorak.
Sakit kepala karena ketegangan sering dicetuskan oleh stres. Penderita merasa pusing
sewaktu melihat orang banyak, jantung berdebar, perut kembung, mudah tersinggung, sulit
tidur, dan tampak depresi.
Kalau penderita hipertensi umumnya merasa sakit kepala saat bangun tidur dan berkurang
atau hilang saat ia melakukan kegiatan, tidak demikian pada penderita sakit kepala karena
ketegangan. Sakit kepala jenis ini sering dimulai pagi hari, lalu semakin siang semakin terasa
berat. Pada penderita migrain, sering sakit kepala dirasakan justru tengah malam sehingga
mengganggu tidurnya.
Selain jalan kaki dan berenang, para pelanggan sakit kepala sebaiknya juga melakukan senam
ringan seperti menggelengkan kepala ke kiri dan ke kanan. Ditambah latihan mengangkat
bahu perlahan-lahan. Usahakan pula untuk hidup teratur dan hindari bekerja di luar batas
kemampuan. (to/intsr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar